Minggu, 26 Oktober 2008

Awas Telur Palsu... sudah di Surabaya !!!!

Kemarin nonton di RCTI, telur palsu sudah beredar di Surabaya, ini berita lengkapnya aku copas dr surya online
http://www.surya.co.id/web/Headline/Telur-Palsu-Beredar-di-Pasar.html
Telur Palsu Beredar di Pasar
* Dicurigai dari China
* Sebabkan Penyakit Lupa

Surabaya-Surya

Para pemalsu ternyata semakin lihai dan banyak akalnya. Yang mereka palsukan tidak cuma barang-barang buatan pabrik tapi kini bahkan produk alami seperti telur. Telur-telur palsu itu diduga sudah beredar cukup luas di Surabaya, dan ditemui di penjual makanan anak-anak di depan sekolah.

Isu telur palsu atau sintetis itu mencuat setelah beberapa hari lalu Direktur Utama (Dirut) PD Pasar Surya Surabaya, A. Ganies Purnomo, melihat telur yang mencurigakan di depan sebuah SD di kawasan Dapukan, Surabaya Utara.

Menurut Ganies, telur rebus yang dijual bersama makanan lainnya seperti pentol bakso dan sosis itu, agak berbeda dari telur pada umumnya. Kuning telurnya sangat dominan dibandingkan dengan putih telurnya. Selain itu, kuning telurnya juga mengumpul di pinggir, tidak di bagian tengah telur sebagaimana lazimnya.
“Karena sebelumnya membaca berita tentang telur palsu yang beredar di China, saya spontan saja membeli telur saat lewat di depan sebuah sekolah SD karena harganya cuma Rp 1.000. Saya curiga jangan-jangan telur yang dijual pedagang makanan itu palsu. Kecurigaan saya makin kuat setelah melihat kondisinya dan mencicipinya. Rasanya beda. Saya yakin ini telur palsu,” tutur Ganies saat dihubungi Surya, Sabtu (25/10).

Karena ingin menguak lebih lanjut kandungan telur tersebut, pada hari Jumat (24/10), Ganies lantas mengirim sampel telur yang dibelinya itu ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Surabaya untuk diteliti. 

“Makanan yang mencurigakan ini harus diteliti segera karena banyak anak-anak yang menggemarinya sebagaimana pentol atau sosis,” ucap Ganies.

Dengan harganya yang murah dan rasanya yang tak jauh beda dengan telur asli, Ganies memperkirakan peredaran telur palsu sudah cukup luas. Sebab, penjual telur rebus yang dicelup saus di depan sekolah itu mengatakan, dia kulakan telur dari Pasar PPI di Jalan Gresik, Surabaya. Dia perkirakan pula, pedagang di Pasar PPI mengambil telur tersebut dari pemasok yang lebih besar.

Kepala Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan BPOM Surabaya, Dra Harlina Samadi Apt membenarkan bahwa pihaknya telah mendapat laporan dan kiriman sampel telur dari Ganies. Akan tetapi, kata Harlina, BPOM belum melakukan penelitian karena sampelnya dianggap belum mencukupi.

“Contoh telur yang diberikan cuma satu. Kami akan teliti kandungannya setelah mendapatkan sampel lebih banyak. Kami akan mencari sendiri sampelnya di pasaran pada Senin (27/10) nanti. Tapi, sebetulnya, yang jauh lebih penting adalah memastikan dari mana asal telur itu,” terang Herlina, Sabtu (25/10).

Sementara itu, kepada sebuah situs berita di internet, ahli perunggasan dari Universitas Airlangga (Unair) Dr CA Nidom memastikan bahwa telur tersebut memang tidak alami alias palsu.

Setelah meneliti, Nidom mengungkapkan telur tersebut dipastikan bukan telur asli, dan dibuat dari bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan seperti melamin (bahan pembuatan pupuk dan pewarna plastik), tawas (zat penjernih air), karbit serta parafin (semacam lilin).

"Saya bisa memastikan ini telur palsu. Dari teksturnya, sudah jelas ini bukan telur ayam tapi telur yang dibuat dari bahan sintetis yang selama ini kita kawatirkan," terang Nidom seperti dikutip oleh situs berita tersebut.
Hingga tadi malam, Surya belum berhasil mengkonfirmasi langsung ke Nidom tentang hal tersebut. 
Ketika dihubungi terpisah, Kepala Sub Bidang Kesehatan Dinas Peternakan Surabaya, Irawan Subiyanto mengaku telah mendengar kabar tentang telur palsu itu. Namun demikian, Irawan belum berani memastikan kebenaran kabar tersebut karena pihaknya memang belum menelitinya.

Hanya saja, jika benar bahwa telur tersebut sintetis alias palsu, maka ini sangat mengkhawatirkan. Apalagi, kalau kemudian terbukti bahwa peredaran telur-telur palsu di sini berasal dari China.
“Kalau sampai telur-telur itu diimpor dari China, tentu jumlahnya tidak sedikit. Ini membahayakan konsumen,” kata Irawan. Berdasarkan informasi yang digali Surya, asal telur sintetis itu di China adalah dari provinsi Guanzhou.

Sepengetahuan Irawan, telur sintetis yang telah beredar di China mengandung banyak zat kimia yang sangat berbahaya. Putih telur pada telur sintetis itu mengandung unsur gelatin serta bahan-bahan kimia yang bersifat alumunium. Sementara kuning telurnya diambil dari zat pewarna minuman beraroma lemon. Cangkang atau kulit telur sintetis itu berunsur parafin. 

Zat-zat tersebut, jelas Irawan, membahayakan kesehatan. Kalau dikonsumsi berulang-ulang, akibat yang ditimbulkan adalah terjadinya dementia syndrome -sebuah sindrom penurunan daya ingat seseorang yang diakibatkan oleh zat-zat kimia.

“Kalau anak-anak SD kerap mengkonsumsi telur sintetis ini, maka kemampuan mereka untuk menghafal apa saja yang baru diajarkan gurunya menjadi menurun,” ungkap Irawan.
Selain itu, imbuh dia, disfungsi liver dan ginjal juga menjadi suatu efek yang muncul akibat pengkonsumsian telur sintetis tersebut secara terus-menerus.

Sementara itu, ahli gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair, Prof Bambang Wirjatmadi mengatakan, hingga saat ini dirinya belum pernah mendapati adanya telur imitasi.

Yang sejauh ini dia ketahui adalah rekayasa telur asin yang berasal dari telur ayam (bukan telur bebek). Serta telur ayam broiler dijadikan telur ayam kampung, dengan maksud mendapatkan keuntungan lebih besar. Selain itu, ada juga rekayasa telur asin dengan menggunakan media alat suntik.

Rekayasa telur ayam kampung menjadi telur bebek (asin) biasanya dilakukan dengan menggunakan cat. Sebaliknya telur ayam broiler bisa dimanipulasi menjadi telur ayam kampung, dengan memoles kulit telur ayam broiler yang berukuran kecil.

Menurut Irawan, Dinas Peternakan sebetulnya sudah menerapkan maximum security dalam hal mencegah terjadinya kecolongan berupa beredarnya makanan berbahaya berasal dari peternakan. Namun, yang paling berperan sesungguhnya adalah kehati-hatian masyarakat sendiri dalam mengkonsumsi makanan.rey/k4/sko

Berita lainnya ada di
http://mediaindonesia.com/webtorial/tanahair/?bar_id=MzkzNzQ=

*****************
Tingkatkan kewaspadaan kita ya prenn.... tapi saya belum menemukan penampakannya yg mentah, yg sudah matang pernah liat di email forward dr teman. Klo dr MP ers yg punya link ttg telur sintetis ini bisa dong di share.

16 komentar:

  1. Zaman makin maju jadi kayak gini dampaknya ya... tar lagi juga ada daging ayam palsu kali wadohhhh amit-2 dah..... wis maem tempe tahu wae...

    BalasHapus
  2. oh iyaaa...kmrn liat juga di tv telur palsu iniiii....parahhhh >.

    BalasHapus
  3. ujung2 duit dan lapar memanggil. Semua cara dipake untuk memenuhi dua itu. Yuk .. makan tempe dan tahu, asal kedeleinya bukan yg transgenetik ya... ( aduh..apalagi )

    BalasHapus
  4. Wuih, serem. . .
    Kl pgn mkn telur n dg ayam, bli aja dpeternakannya. Bli yg msh hdp
    hehe
    yg pasti brhati2 kl mw blanja n jgn trtipu dg hrg miring,

    BalasHapus
  5. masya Allah... jaaaaaan... kok tega-teganya ya bikin telur palsu...

    BalasHapus
  6. syerem ah.. apa-apa dipalsukan. Eh..tp napa yah rata2 dari china??????? *tanya kenapa?*

    BalasHapus
  7. Sepagian ngomongin ini ama mama-papa.. Untung adek2 da cukup gede&waras sehingga gak bakal makan yang beginian sementara anakku masih kekecilan u/ jajan... Jadi ngeri ya, kok kayanya RRC itu jahat2 amat orangnya..
    Apa gak ada hukumnya ya org2 disana yang bikin kek begini2?

    BalasHapus
  8. yg lebih gila lagi ya.. yg mengedarkan, gak punya hati nurani.

    BalasHapus
  9. hehehe knpa ya...?? karena mereka terlalu pinter kali ya...?? hahaha pinter malsu.

    BalasHapus
  10. klo aku lebih ngerinya klo telur itu sudah masuk pasar, trus dicampur sama telur sehat, gimana cara membedakannya ya...( masih mikir penampakan telur palsu yg masih mentah...)

    BalasHapus
  11. kirain cuman wong Njakarta yang kreatip.com...ternyata wong sby juga udah toh ???

    BalasHapus
  12. kreatif jualan...hehehe kabarnya telornya dari china tuh mak.

    BalasHapus